“Om,
Beli Om”. Aku terbangun dari tidurku, kulihat seorang anak setengah bertriak
sambil mengetuk-ngetuk pintu beberapa kali. “beli apa nak?” terdengar suara
lekaki paru baya dari dalam ruangan. “beli air om, yang gelas satu” balas anak
itu kembali. “500 rupiah” jawab lelaki yang panggil om singkat.
**
Aku
telah duduk diam disini selama dua hari, semenjak anak muda itu meninggalkan ku
disini, sejak saat itu pula lelaki paru baya menempatkanku disini berjejer dan
tersusun rapi bersama teman-temanku. Satu persatu teman-temanku diambil dan
dijual oleh lelaki paru baya yang sering dipanggil om itu.
Sebelum
Aku sampai disini, Aku melalui proses perjalanan yang cukup melelahkan. Aku
masih ingat ketika pertama kali Aku sadar, saat itu Aku berada dalam ruang yang
dipenuhi dengan peralatan-peralatan canggih, yang orang-orang sebut mesin. Aku
dibawa sana sini, dibersihkan kemudian diisi dengan cairan dan dimasukkan dalam
kotak besar yang sangat gelap dan ditutup rapat dari luar.
Aku
tak tahu mau dibawa kemana, yang jelas setelah keluar dari ruangngan itu. Aku
mendengar suara bising mobil, suara orang berteriak-teriak, suara gemuruh dan
trompet kapal yang sangat ribut. Setelah beberapa hari perjalanan, kembali Aku
dibangunkan oleh suara terompet kapal, suara orang berteriak-teriak, suara
bising mobil, dibawa dan di tempatkan dalam ruang yang sepi. Aku tau, karna
selama 24 jam setelah keberadaanku disini, tidak ada lagi suara bising dan
ribut.
Esok
harinya, kembali kotak yang aku tempati diangkut menggunakan mobil. Selang
beberapa lama, sampailah disuatu tempat Aku bersama teman-temanku diturunkan
dan diletakkan disebuah ruang yang begitu ramai. Ku dengar kotakku dibuka dan
diperiksa, kutatap anak muda berseragam biru putih yang telah mengantarku,
namun dia hanya terlihat mengambil nota dan berlalu pergi bersama mobilnya yang
berbentuk kotak.
Semenjak
hari itu, Aku bersama teman-temanku dijejer, disusun rapi dan di pajang di
ruang-ruang berkaca. Tak jarang teman-temanku di masukkan kedalam ruangan yang
sangat dingin hingga membuat tubuhnya membeku.
Lamunanku
pun buyar, ketika tubuhku terasa diangkat. Ternyata benar, laki-laki paruh baya
yang dipanggil om itu mengangkatku dan memberikannya kepada anak tadi. Anak
itupun balas memberikan uang koin 500 rupiah sambil tersenyum puas melihatku.
“makasih om” ucap anak itu singkat sambil berlari pulang.
Dalam
perjalan pulang, anak itu menusukku, menghisap air yang ada dalam tubuhku
sampai habis dan mencampakkanku ditengah jalan. Dia membiarkan tubuhku
tergeletak ditengah terik panas matahari. Tak jarang pengendara yang lalu
lalang iseng-iseng intuk menginjakku dengan harapan bisa mengeluarkan suara
ledakan.
Beberapa
jam tergeletak, tubuhku mulai melepuh, kulihat seorang perempuan muda
berpakaian lusuh dan robek sambil menggendong anak menghampiriku. Perempuan
muda itu membawa karung ditangan kiri dan besi pengail ditangan kanan. Tanpa
basa-basi dengan suara terengah-engah, langsung mengailku menggunakan besi dan
memasukkanku kedalam karung.
Ternyata
Aku tidak sendirian, dalam karung itu Aku melihat teman-temanku yang nasibnya
tidak jauh berbeda denganku. “cobalah biasakan” terdengar suara dari teman yang
berlabel merek terkenal. “saya telah berkali-kali merasakan, setelah ini, kita
akan ditimbang dan dijual kembali. Diangkut menggunakan mobil, menaiki kapal,
kemudian mobil dan dimasukkan kedalam ruang yang penuh dengan mesin,
dibesihkan, disterilkan kemudian disi dengan air mineral, dimasukkan kedalam
dos-dos, dipaketkan dan kembali dikirim keberbagai pulau. Itu akan terus berulang
sampai kita benar-benar hancur, dibakar atau ditanam oleh manusia”. Jelasnya.
“Manusia
memang tak pandai bersyukur, seharusnya mereka tahu bahwa kita telah memudahkan
mereka meminum air dengah gelas plastik seperti kita, mereka bisa membawa kita
kemana-mana dengan mudah, tetapi setelah airnya habis, mereka malah membuang
kita disembarang tempat, hingga berserakahan dijalan, disaluran-saluran
pembuangan, Bahkan tak jarang kami salah satu penyebab meluapnya air
dijalan-jalan”. sambungnya lagi.
***
Makanya,
dari sekarang ayo jaga kebersihan lingkungan kita, buanglah sampah pada
tempatnya dan bantu wujudkan program pemerintah yaitu Green and Clean.