Powered By Blogger

Remember..!!!

"All Of The First Draft Are Shits - Semua Tulisan Pertama Pasti Kacau"

4/14/2011

SIAPA BILANG ?!!!


Corat-Coret ku :

TUGAS 'HUMAN RELATIONS'

Nama : Imran Rosadi
Stambuk : B 501 08 060
Tugas : Human Relations

Inilah aku
Ass..
"Tring.tring.tring..." nada alarm dari handphone kembali membangunkanku tepat pukul 06.07 pagi. Aku sengaja menyetel alarmku lebih pagi supaya sebelum mandi, aku menyempatkan diri untuk menikmati sejuknya udara pagi, mendengarkan kicauan-kicauan burung sambil perenggangan dan berolahraga ringan. Setelah selesai, barulah aku menyambar handukku kemudian masuk ke kamar mandi. Biasanya aku mandi sekitar 15 menitan itupun kalau tidak ada pakaian yang mau di cuci, tapi kalau ada, biasanya sampai 25-30 menit.

Selesai urusun dengan kamar mandi, akupun kemudian mengenakan pakaianku dan bersiap-siap ke kampus. aku tidak pernah sarapan di rumah, karena memang aku hanya tinggal di rumah kerabat yang kebetulan kosong dan di percayakan kepadaku dan dua orang temanku untuk menempatinya, dengan catatan harus menjaga dan bertanggung jawab atas semua prabot yang ada dalam rumah. sehingga akupun selalu sarapan di kantin kampus, itupun kalau aku tidak lambat untuk mengikuti perkuliahan, karena rumah tempat tinggalku dengan kampus jaraknya agak lumayan jauh, sekitar 15 km yaitu dari Balaroa, Palu barat ke Tondo.
Jarak sejauh 15km itu membutuhkan waktu sekitar 20 menit kalau tidak ada kendala di jalan, karena Terkadang aku harus berurusan dengan Polisi Lalu Lintas karena motor yang aku pakai menggunakan knalpot racing (bogar) dan berplat DD (kode kendaraan bermotor daerah sulawesi selatan), selain itu, biasa juga dikarenakan ban motor yang bocor ataupun cuaca yang tidak bersahabat seperti hujan.
Sampai di kampus, saya selalu memarkir motor di belakang kinesik. Karena memang sebagai pengurus yang menjabat sebagai sekertaris, saya kemudian dipercayakan oleh teman-teman untuk memegang kunci sekretariat kinesik. Bahkan barang-barang seperti tas, kemejaku semua saya simpan di kinesik. Terkadang sambil menunggu jam masuk, saya nongkrong di kinesik.

Mungkin anda bertanya-tanya siapakah saya sebenarnya??. Sebelum saya bercerita panjang, saya akan memperkenalkan diri, nama saya Imran Rosadi, klo di kampus biasa di panggil ime. Saya lahir 21 tahun yang silam, tepatnya tanggal 10 juli 1989 di Siduntung, kecamatan Belawa, kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Berbicara tentang Sulawesi Selatang, tentu orang akan langsung menebak, bahwa saya adalah orang bugis. Yah, saya memang orang bugis, karena kedua orang tua bahkan nenek buyut saya semuanya asli orang bugis. suku bugis adalah salah satu suku yang mendiami sebagian besar daerah di sulawesi selatan dan di kenal sebagai orang yang senang merantau. Orang Bugis sejak dulu memang sudah terkenal sebagi orang perantau. Ada banyak hal yang membuat orang bugis merantau ke daerah lain, ini karena di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah untuk mendapat penghidupan yang lebih baik dan ingin sukses di daerah orang.
Suku bugis pun tersebar di seluruh daerah di indonesia bahkan di dunia. Bahkan Menurut penelitian, suku bugis merupakan penduduk terbanyak ketiga di Indonesia setelah suku jawa dan sunda yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Orang Bugis juga terkenal dengan konsep "siri' na pacce"nya dan memiliki karakter yang keras dan menjunjung tinggi adat dengan sifat kekeluargaannya. Ini terlihat dari sejarah tentang kerajaan-kerajaan Bugis.

Tahun 1993, ketika umurku masih 4 tahun. Orang tuaku pun sepakat untuk merantau ke Tanamoni, suatu daerah kabupaten di ujung propinsi Sulawesi Selatan yang kini telah memisahkan diri menjadi propinsi sendiri yaitu propinsi Sulawesi Barat dan termasuk kedalam Kabupaten Mamuju Utara.
Sebagai pendatang di daerah orang, kamipun harus menjaga hubungan baik dengan penduduk asli disana. Ini untuk menghindari dan meminimalisir kesenjangan sosial antara orang pendatang dan penduduk asli.
Dengan modal 1 bidang tanah yang di pindahkan dari kampung halaman di sulawesi selatan. orang tuakupun kemudian bercocok tanam dan berkebun jeruk manis.
Karena banyaknya kelurga bugis perantau yang datang dan menanam jeruk manis di daerah yang kami tempati, beberapa tahun kemudian setelah jeruk-jeruk bisa di jual, Tanamoni pun kemudian terkenal menjadi penghasil jeruk manis tebesar di kabupaten mamuju utara, bahkan hasilnya bisa di ekspor sampai keluar daerah seperti Kota Mamuju, Palu, Makassar, Gorontalo dan Manado. serta luar pulau seperti Jawa dan Kalimantan (Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, Surabaya, Jogjakarta). Bahkan sampai sekarangpun, jeruk tanamoni masih di ekspor keluar. Walaupun tidak seperti beberapa tahun yang lalu.

Dengan usaha yang sungguh-sungguh serta kerja keras orang tua saya. Akhirnya, kami pun bisa membangun rumah sendiri dan mampu menghidupi keluarga serta membeli keperluan-keperluan sehari-hari.
Menginjak usia tujuh tahun, Saya kemudian di daftarkan di sekolah SD Inpres II kumasari. Dan setelah 6 tahun menempuh pendidikan di sekolah dasar tersebut, saya kemudian lulus dan di daftarkan ke sekolah lanjutan pertama yang berasas islam, yaitu Madrasah Tsanawiya DDI Sarudu. Memang dari kecil, saya dididik orang tua untuk selalu menjadi orang yang taat pada agama. Saya masih ingat pesan orang tua “nak, jangan berbohong, jangan meminum minuman keras, jangan mencuri” adalah beberapa nasehat yang selalu di sampaikan orang tua kepada saya.
Selama bersekolah di MTs DDI Sarudu, saya selalu berusaha untuk belajar keras demi membanggakan orang tua. Setelah saya lulus di MTs DDI Sarudu, saya kembali di daftarkan di Madrasah Aliyah DDI Sarudu. Ini sebagai bukti bahwa orang tua saya ingin membekali saya dengan pengetahuan-pengetahuan tentang agama sejak usia dini. Walaupun hanya satu tahun di MA DDI Sarudu, saya lalu pindah sekolah lagi ke MA DDI Pasangkayu, dengan alasan fasilitas belajar dan tenaga pengajar di Pasangkayu lebih baik karena berada di ibukota kabupaten, walaupun sebenarnya tidak terlalu jauh beda dengan sekolah pertama saya, karena namanya sekolah swasta, tentulah fasilitasnya tidak sebanding dan selengkap seperti sekolah-sekolah Negeri, yang di biayai oleh pemerintah. Saya pun pindah dan masuk di Madrasah Aliyah DDI Pasangkayu.
Pasangkayu merupakan ibukota dari kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Kabupaten yang baru berpisah dari kabupaten induknya yaitu kabupaten Mamuju pada tahun 2003.
Di Pasangkayu, saya kemudian tinggal di rumah jabatan Wakil bupati mamuju utara (sekarang sudah menjadi bupati mamuju utara terpilih, periode 2010-2015). Selain karena orang tua saya mengenal baik beliau, juga karena jarak antara Tanamoni dan Kota Pasangkayu sekitar 80km, sehingga tidak mungkin saya harus pulang balik setiap hari dengan jarak yang sangat jauh itu, apalagi waktu itu, jalan poros trans sulawesi masih sangat memprihatikan tidak seperti sekarang ini.
Disana saya harus membagi waktu untuk urusan-urusan sekolah dan pekerjaan rumah. Karena sebagai anak yang tinggal dirumah orang, saya juga harus membantu-bantu pekerjaan rumah sebagai balas budi. Menjadi anggota keluarga baru di rumah jabatan, Saya juga harus menjaga nama baik beliau sebagai wakil bupati mamuju utara.
Di MA DDI Pasangkayu, setelah masuk sebagai siswa pindahan dan duduk di kelas dua, saya kemudian aktif di berbagai kegiatan sekolah dan di organisasi kepramukaan yaitu Pramuka Saka Bhayangkara yang dibina langsung oleh Polisi Resort Mamuju Utara. Bahkan pada Pertikara Daerah se Sulselbar tahun 2007, saya dan teman-teman Saka Bhayangkara Polres Mamuju utara menjadi juara satu dalam lomba Vocal Group dan mengalahkan semua Prasabara yang datang dari seluruh kabupaten se Sulawesi Selatan Barat (Sulselbar) yang di selenggarakan oleh Polda Sulselbar di Kota Makassar.
Di kegiatan sekolah, Saya masih ingat, ketika harus tampil didepan umum untuk menghibur para tamu undangan di acara Maulid nabi Muhammad S.A.W di Sekolah. karena lagunya yang tidak di tentukan, saya dan teman-teman kemudian memilih lagu dengan judul "Untuk Bunda" lagu dari band indie kota mamuju untuk dinyanyikan. Tidak di sangka-sanka, setelah acara selesai, kamipun kena marah oleh kepala sekolah. Ternyata lagu yang kami bawakan ditafsirkan lain oleh beliau. Kepala sekola menganggap lagu yang kami bawakan adalah lagu religi dari agama lain. Padahal lagu itu hanya berkisah tentang kesedihan seorang anak yang belum sempat membahagiakan orangtuanya, orangtuanya pun telah dipanggil oleh yang maha kuasa. Mungkin karena ada kata “bunda” sehingga beliau menafsirkan salah. Nantilah setelah kami jelaskan, akhirnya kepala sekolah kemudian mau mengerti dan memohon maaf pada kami.
Di sekolah, saya dikenal sebagai anak yang pemalu, humoris dan rajin. teman-teman saya juga banyak yang mengatakan saya orangnya memang agak pemalu dan tidak terbuka dengan hal-hal pribadi. Karena saya menganggap hal-hal pribadi biarlah hanya saya yang tahu. Di bidang prestasi, Saya juga pernah mendapat beasiswa dari sekolah dengan prestasiku yang selalu menjadi juara kelas, walaupun selalu di urutan ke-3, namun itu sudah cukup untuk membuat orang tua bangga.

Dua tahun menjadi pelajar di kota pasangkayu dengan berbagai cerita suka dan duka yang saya alami bersama teman-teman sekolah. Akhirnya, pertengahan tahun 2008 sayapun kemudian dinyatakan lulus Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional (UAS & UAN) dengan pringkat 3 dari sekian siswa di MA DDI Pasangkayu.
Orang tua kemudian memberikan saya dua pilihan untuk memilih tempat kuliah untuk melanjutkan pendidikan saya di perguruan tinggi. Yaitu ke Kota Makassar Sulawesi Selatan atau ke palu Sulawesi Tengah. Dan setelah mempertimbagan secara matang-matang. Saya pun memilih Universitas Tadulako di Kota Palu propinsi Sulawesi Tengah sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikanku di perguruan tinggi, dengan alasan jaraknya yang tidak terlalu jauh dari pasangkayu yaitu hanya sekitar 200km di bandingkan dengan Kota Makassar yang jaraknya kurang lebih 650km dari kota pasangkayu.

Setelah mendaftar dan mengikuti SNMPTN di Universitas Tadulako Palu. Saya kemudian berhasil lolos masuk dan terdaftar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan sosiologi, program studi ilmu komunikasi angkatan 2008.
Sebagai mahasiswa baru, tentunya kamipun harus melalui berbagai rangkain penerimaan mahasiswa. Mulai dari Ormik di tingkat Universitas, Fakultas maupun di tingkat jurusan kami sendiri. Yaitu PMJ (Penerimaan Mahasiswa Jurusan) yang di panitiai oleh pengurus dari KINESIK (Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi). Kinesik sendiri adalah nama himpunan dari jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako.
Semester-semester awal saya kuliah, saya harus mencari teman-teman. Karena namanya juga pendatang dan masih baru di kota Palu sehingga membuat saya harus beradaptasi dengan lingkungan dan budaya orang palu.
Sebagai mahasiswa yang di tuntut untuk menjadi agent of change. Saya kemudian bergabung di beberapa organisasi kemahasiswaan untuk mendapat lebih banyak teman dan mendapat ilmu serta pengalaman berorganisasi, sayapun bergabung di beberapa lembaga baik di himpunan jurusan, organisasi tingkat fakultas, universitas maupun di eksternal kampus.
Adapun organisasi yang saya ikuti dari tingkat fakultas seperti KOMACIS (Komunitas Mahasiswa Cinta Solidaritas) yang di didirikan oleh anak-anak FISIP angkatan 2008 yang saat ini sudah vakum, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) The Unnamed yang sekarang berubah nama menjadi LPM Consiere Fisip Untad, Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang palu Komisariat Fisip.
Kemudian di tingkat Universitas, saya bergabung di Lembaga Pengembangan Penalaran dan Penelitian Ilmiah Mahasiswa (LP3IM) Untad. Di organisasi eksternal kampus, saya kemudian bergabung di Ikatan Kekeluargaan Pelajar Mahasiswa Indonesia Sul-Sel (IKAMI SUL-SEL) mengingat saya lahir di Sulawesi Selatan dan Lembaga Pelajar Mahasiswa Mamuju Utara (LPM Matra) karena bagaimanapun saya besar dan menyelesaikan sekolah dasar sampai menegahku di Mamuju Utara.
Dan saat ini saya fokus di Himpunan jurusan yaitu KINESIK dan menjabat sebagai Sekertaris Umum KINESIK periode 2010-2011. Setelah dalam pencalonan ketua harus kalah sura dengan calon katua yang lain.
Namun, walaupun saya aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan di kampus, itu tidaklah saya jadikan alasan untuk membuat kuliahku terbengkalai ataupun nilai yang anjelok. Terbukti lima semester yang telah saya selesaikan, alhamdulillah Indek Prestasi (IP) masih selalu 3,00 ke atas dan semoga selalu bertahan seperti itu agar supaya saya dapat menyelesaikan S1 dengan cepat, karena sarjana juga merupakan tuntutan dan harapan dari orang tua.
Di semester enam inipun, saya sangat berharap dan berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas dengan sebaik mungkin sehingga nilai-nilai mata kuliahku juga tetap bagus. Karena rencananya, setelah semester 6 ini selesai, saya akan memprogram KKN (Kuliah Kerja Nyata) sebagai proses untuk mendapat gelar Strata Satu (S1).

Dimata teman-teman kampus saya, baik teman satu ruangan, jurusan ataupun teman dalam organisasi mengatakan kalau saya orangnya mudah bergaul, punya semangat yang tinggi, tidak egois dan orangnya baik.
Sayapun selalu menjaga hubungan baik dan menjalin silaturahmi baik antar mahasiswa sekampus maupun dengan dosen. Dan INILAH SAYA !!

"titit.titit." nada tanda pesanpun masuk di inbox hpku yang berbunyi "Imee, masuk cepat Human Relations Ibu Rahma btf 8. Cepat, tinggal 10 menit!!". Saya pun mengambil tasku dan berlari menuju btf 10.
Sekian...